Pengertian, Proses
Terjadinya, Macam-macam, Dan Penjelasan Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi – Bumi ialah salah satu
planet yang terdapat dalam susunan tata surya galaksi bima sakti. Planet
bumi memiliki permukaan yang berbentuk daratan dan perairan. Jika dilihat
dari luar angkasa bumi terlihat bulat dan memiliki banyak warna biru yang
menandakan wilayah perairan.
Warna putih adalah pesisir, ombak-ombak
pantai, dan kawasan salju, hijau menandakan wilayah hutan rindang dan coklat
adalah daratan yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia. Apabila dilihat
dari kejauhan tersebut bumi akan tampak memiliki wilayah perairan lebih besar
daripada daratan. Hal itu menandakan bahwa bumi ini kaya akan sumber daya alam
berbentuk perairan baik lautan, danau, sungai maupun rawa-rawa.
Air adalah jenis sumber daya alam yang sangat
penting di bumi. Bukan hanya bagi manusia, namun juga bagi semua makhluk
hidup Ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga karena adanya
hujan. Hujan dapat tercipta karena adanya suatu mekanisme alam yang berlangsung
secara siklus dan terus menerus.
Dalam pengaturan penyebaran air di daratan
bumi, mekanisme alam yang dimaksud tersebut dikenal dengan istilah siklus
hidrologi. Untuk mengetahui bagaimanakah proses terbentuknya siklus hidrologi
itu? Yuk simak ulasan berikut.
Pengertian Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah salah satu
dari enam siklus biogeokimia yang berlangsung dan berada di bumi.
Kata hidrologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Hydrologia” yang berarti ilmu
air. Hidrologi ialah cabang ilmu geografi yang membahas tentang distribusi,
kualitas dan pergerakan air di bumi. Siklus hidrologi memegang peran penting
bagi kelangsungan hidup organisme yang ada di bumi. Siklus air atau siklus
hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi
dan kembali ke atmosfer melalui tahap kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.
Siklus hidrologi merupakan siklus atau
sirkulasi air yang berasal dari Bumi kemudian menuju ke atmosfer dan kembali
lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Karena bentuknya
memutar dan berlangsung secara berkelanjutan inilah yang menyebabkan air
seperti tidak pernah habis.
Melalui
siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga, proses siklus
hidrologi juga berdampak pada teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan dan
keseimbangan ekosistem bumi.
Pemanasan air laut oleh paparan sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus
menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Lebih dalam lagi ilmu hidrologi
mengkaji tentang hidrometeorologi (air yang berada di udara
dengan wujud gas), potamologi (aliran permukaan
air), kriologi (air dengan wujud padat
misalnya es dan salju), geohidrologi (air
tanah), serta limnologi (air permukaan yang
cenderung lebih tenang misalnya danau dan waduk).
Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke
dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run
off). Air yang ada di permukaan serta sebagian air yang ada di bawah permukaan,
baik itu yang mengalir atau yang tergenang seperti air pada waduk, danau, rawa,
sungai. Air tersebut terkumpul dan mengalir yang akhirnya membentuk
sungai yang mengalir menuju laut.Baik aliran air yang berada di bawah tanah
maupun air permukaan keduanya menuju ke tubuh air di permukaan Bumi (laut,
danau dan waduk).
Panasnya air laut didukung oleh sinar matahari
karena matahari merupakan kunci sukses dari siklus hidrologi sehingga mampu
berjalan secara terus menerus kemudian air berevoporasi, kemudian jatuh ke bumi
sebagai prespitasi dengan bentuk salju, gerimis atau atau kabut, hujan, hujan
es dan salju dan hujan batu. Dengan kata lain hidrosfer merupakan semua air
yang berada di Bumi, baik dalam bentuk cair yakni air, padat berupa es dan
salju, maupun dalam bentuk gas yakni berupa uap air.
Proses Terjadinya Siklus Hidrologi
Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa
tahapan. Tahapan- tahapan tersebut apabila tergabung antara satu dengan yang
lainnya maka akan terciptalah sebuah siklus. Dengan kata lain, siklus ini terjadi
karena adanya tahapan- tahapan yang saling berkaitan satu sama lain dan
bentuknya memutar.
Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak
pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui
kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Air di lautan, akan menguap
karena energi panas yang disediakan oleh paparan radiasi sinar matahari dan
membentuk uap air.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa
presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang
kemudian di intersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Uap air ini
bergerak ke atas ke ketinggian yang lebih tinggi membentuk awan. Tahapan proses
terjadinya siklus hidrologi terus bergerak secara berkelanjutan dalam berbagai
tahapan yang berbeda
Evaporasi
Siklus hidrologi berawal dengan terjadinya
penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air yang tertampung di danau,
sungai, laut, bendungan atau waduk berubah menjadi uap air dengan bantuan panas
matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan
tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah evaporasi.
Evaporasi adalah Suatu proses yang mengubah
air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud gas atau biasa disebut dengan
penguapan. sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin
tinggi panas matahari (misalnya saat musim kemarau), maka jumlah air yang
menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi.
Transpirasi
Penguapan air ini bukan hanya terjadi di badan
air dan tanah. Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan makhluk hidup,
seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah
transpirasi. selain itu, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam
jaringan makhluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju
atmosfer.
Akan
tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh
lebih sedikit dan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah uap air yang
dihasilkan melalui proses evaporasi.
Kondensasi
Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air
menjadi partikel- partikel es. Ketika uap air dari proses evaporasi,
transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi sudah mencapai ketinggian
tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es yang
berukuran sangat kecil melalui proses konsendasi. Perubahan wujud ini terjadi
karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat berada di ketinggian
tersebut. Partikel- partikel es yang terbentuk tersebut akan saling mendekati
satu sama lain dan bersatu hingga membentuk sebuah awan. Semakin banyak
partikel es yang bersatu, maka akan semakin tebal dan juga hitam awan yang
terbentuk. Inilah hasil dari proses kondensasi.
Sublimasi
Tahapan yang lainnya adalah
sublimasi yaitu proses naiknya uap air ke atas atmosfer bumi. Sumblimasi
merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air,
tanpa harus melalui proses pencairan. Sublimasi ini juga tidak sebanyak
penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun meski sedikit tetap saja
sublimasi ini tetap berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang naik ke
atmosfer, namun jumlah air yang di hasilkan menjadi lebih sedikit.
Dibandingkan
dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi ini berjalan lebih lambat
dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap siklus hidrologi panjang.
Adveksi
Adveksi merupakan perpidahan awan dari satu
titik ke titik lainnya namun masih dalam satu horizontal. Jadi setelah
partikel- partikel es membentuk sebuah awan yang hitam dan gelap, awan tersebut
dapat berpindah dari satu titik ke titik yang lain dalam satu horizontal. Proses
adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan udara sehingga
mengakibatkan awan tersebut berpindah.
Adveksi adalah proses perpindahan
awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus angin atau
perbedaan tekanan udara. Proses adveksi ini memungkinkan awan yang
terbentuk dari proses kondensasi akan menyebar dan berpindah dari atmosfer
yang berada di lautan menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun perlu
diketahui bahwa tahapan adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses
hidrologi, tahapan ini tidak terjadi dalam siklus hidrologi pendek.
Run off
Proses
terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap run off. Tahapan run off
ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Run off (limpasan) ialah suatu
proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menuju tempat rendah di permukaan
bumi.
Proses
pergerakan air ini berlangsung melalui saluran-saluran air contohnya
danau, got, muara, sungai, laut hingga samudra. Dalam proses inilah air
yang mengalami siklus hidrologi akan kembali ke lapisan hidrosfer.
Infiltrasi
Proses
selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di bumi akibat
proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan bumi dan mengalami run
off. Sebagian kecil dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori- pori tanah,
merembes, dan menumpuk menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke
dalam pori- pori tanah ini disebut sebagai proses infiltrasi. Proses infiltrasi
akan secara lambat membawa air tanah untuk menuju kembali ke laut.
Setelah
melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah mengalami siklus
hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang berangsur- angsur,
air tersebut akan kembali mengalami siklus hidrologi yang baru, dimana diawali
dengan evaporasi. Dan itulah beberapa dari tahapan siklus hidrologi.
Macam-Macam Siklus Hidrologi
hidrologi
merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan segala elemen dalam
proses pencatatan, kegiatan survei dan pemetaan keadaan air di permukaan
bumi.Siklus hidrologi yang memiliki berbagai tahapan, ternyata tidak hanya
terdiri atas satu macam saja. Siklus hidrologi ini terbagi atas beberapa macam.
Varian siklus hidrologi ini dilihat dari panjang atau pendeknya proses siklus
hidrologi tersebut. Berdasarkan proses panjang dan pendeknya, siklus hidrologi
ini dibagi menjadi 3 macam, yakni siklus hidrologi panjang, siklus
hidrologi sedang dan hidrologi pendek.
Siklus hidrologi pendek (Short cycle)
gerbangilmu.com
Siklus
hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi yang tidak mengalami proses
adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi akan diturunkan
melalui hujan yang terjadi di daerah sekitar laut tersebut. Pada siklus ini,
uap air akan diturunkan menuju sekitar laut melalui hujan. Berikut adalah
penjelasan mengenai siklus hidrologi pendek:
1. Air laut mengalami proses
penguapan dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari.
2. Uap air akan mengalami
kondensasi dan membentuk awan.
3. Awan yang terbentuk akan
menjadi hujan di permukaan laut.
Siklus hidrologi sedang (medium cycle)
Siklus
hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus
ini terjadi saat air yang berada pada badan air (danau, rawa, laut, sungai)
menguap, terkondensasi menjadi awan, kemudian awan tersebut bergerak ke tempat
lain karena terdorong oleh angin atau karena perbedaan tekanan dan menurunkan
hujan di permukaan tanah. Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan
karena proses adveksi membawa awan yang terbentuk ke atas daratan Siklus ini
terjadi di wilayah daratan yang di dekatnya terdapat laut atau di wilayah
tropis.
Berikut
penjelasan singkat mengenai siklus hidrologi sedang ini:
1. Air laut mengalami proses
evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari.
2. Uap air mengalami adveksi
karena angin sehingga bergerak menuju daratan.
3. Di atmosfer daratan, uap air
membentuk awan dan berubah menjadi hujan.
4. Air hujan di permukaan daratan
akan mengalami run off menuju sungai dan kembali ke laut.
Siklus hidrologi panjang (long cycle)
Siklus
hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah
beriklim subtropis atau daerah pegunungan. Siklus hidrologi panjang sebenarnya
sama peristiwanya dengan siklus hidrologi sedang. Yang membedakannya adalah
siklus ini memiliki daerah yang sangat luas sehingga perubahannya terjadi
menjadi hujan salju dan mengalir melalui sungai dan akan kembali menuju laut.
Dalam
siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah wujud menjadi air, melainkan
terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut penjelasan
singkat tentang siklus hidrologi panjang ini:
Penjelasan
mengenai siklus hidrologi panjang ini adalah sebagai berikut:
1. Air laut yang terkena pemanasan
sinar matahari akan mengalami penguapan dan menjadi uap air
2. Uap air yang telah terbentuk
akan mengalami proses sublimasi
3. Kemudian awan terbentuk dengan
mengandung kristal-kristal es
4. Awan mengalami proses adveksi
dan kemudian bergerak ke daratan
5. Awan akan mengalami presipitasi
dan kemudian akan turun sebagai salju
6. Salju akan terakumulasi menjadi
gletser
7. Gletser tersebut akan mencair
karena adanya pengaruh suhu udara dan membentuk aliran sungai
8. Air yang berasal dari gletser
akan mengalir di sungai tersebut kemudian akan kembali ke laut.
Siklus
pendek atau yang sering disebut dengan siklus kecil merupakan siklus hidrologi
yang terjadi di lautan. Pada siklus menengah atau sedang berlangsung di dua
tempat yaitu sungai atau danau atau waduk dan lautan. Siklus yang terakhir
adalah siklus panjang atau disebut juga dengan siklus besar. Jumlah air di bumi
memang selalu tetap, hanya terjadi perubahan bentuk. Suatu saat air laut
berubah menjadi menguap, menjadi awan, kemudian menjadi hujan, masuk ke sungai
dan mengalir kembali ke laut.
Nah,
demikianlah pemaparan tentang pengertian, proses dan tahapan, serta macam-macam
siklus hidrologi. Siklus hidrologi ini sangat berperan penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem di bumi ini. Melalui siklus ini, ketersediaan
air di tanah bumi dapat terjaga.
Air
sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui ini mengalami suatu siklus.
Karena adanya siklus inilah ketersediaan air di bumi bisa selalu
terjaga. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua dalam
pengetahuan ilmu alam.













Tidak ada komentar:
Posting Komentar